Agung Sugenta Inyuta
Agung Sugenta Inyuta
  • Nov 15, 2020
  • 532

Pesona Lampung Barat Bumi Sekala Bekhak, The Hidden Paradise

Pesona Lampung Barat Bumi Sekala Bekhak, The Hidden Paradise
ASATI Lampung

LAMPUNG - ASATI terus bergerak memajukan dan meng-explore potensi wisata domestic. Tak perlu pengakuan, tak perlu tepuk tangan dan tidak perlu penghargaan. Tanpa pamrih, satu persatu potensi wisata dipopulerkan lewat program yang mulai digemari dan viral ini, yaitu Jelajah Negeriku, jalan-jalan ala ASATI secara virtual. 

Pekan kemarin, Sabtu, 7 November 2020 giliran Lampung Barat (Lambar) menghiasi program bergengsi tersebut dengan mengambil tema, Pesona Lampung Barat Bumi Sekala Bekhak, 'the hidden paradise.' 

Webinar yang dimoderasi langsung oleh Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lambar, Tri Umaryani, SP, M.Si bersama Ketua DPD ASATI Lampung, Yulius Indarsyah menjadi sangat menarik hingga berlangsung lebih 4 jam dan participant tetap bertahan. Keramahan Bupati Lambar, H. Parosil Mabsus membuka kegiatan dengan simpatik. 

Penampilan para narasumber yang luar biasa, dimulai dengan paparan putra daerah dan mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011-2014. Dr. H. Sapta Nirwandar, S.E  yang sekarang sebagai Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), sangat inspiratif untuk membangun pariwisata Lampung, khususnya Lambar. 

“Lampung itu unik, potensi wisatanya tidak umum dan sangat menarik. Tinggal buatkan story telling,   kemas dengan baik dan yang terpenting keseriusan pemerintah setempat untuk memajukan sektor ini.” Tandas Sapta Nirwandar bersemangat. 

Penampilan Dr. Hari Santosa Sungkari selaku Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif disela kesibukannya, dari ruang tunggu Bandara Juanda saat menunggu penerbangan lanjutan, beliau menekankan perlunya penanganan sector pariwisata dimasa pandemi COVID-19 yang berdampak pada tenaga kerja dan ekonomi kreatif.  

Selain itu ternyata persentase kenaikan jumlah kunjungan ke Lambar dari Tahun 2018 s/d 2019, ”Wisata Nusantara : 667 % dan Wisata Mancanegara :134 %.” disampaikan Hari Sungkari. 

"Surga apakah yang tersembunyi di kabupaten yang bersebelahan dengan provinsi Sumatera Selatan ini". 

Ternyata memiliki banyak potensi destinasi wisata yang sangat bagus, danau Ranau yang dinobatkan sebagai danau terbesar kedua setelah Toba, “Memiliki pemandangan sangat indah dengan udaranya yang sejuk.” Ujar Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lambar, Tri Umaryani, SP, M.Si 

Ada pulau kecil di tengahnya bernama pulau Marisa. “Menariknya di pulau Marisa terdapat sumber air panas yang cukup membuat banyak orang penasaran ingin berkunjung.” Lanjut Ketua DPD ASATI Lampung, Yulius Indarsyah. 

Keindahan danau Ranau ini dapat dilihat dari puncak gunung Seminung terutama saat matahari tenggelam, cahaya yang dipantulkan dipermukaan airnya akan membuat danau seakan berwarna keemasan yang cantik dan mempesona. 

Menariknya bahwa, “Disinipun bersemayam kerajaan Sekala Bekhak di Selatan danau Ranau.” Ungkap M. Syukri Machmud, Ketua Umum ASATI. 

Menurut sejarah, kerajaan ini mengalami dua era, Keratuan Hindu Budha dan Kesultanan Islam, dipercaya oleh sebagian masyarakat Lampung sebagai salah satu tempat asal mula bangsa Lampung. Dari sinilah sebagian leluhur bangsa Lampung menyebar ke setiap penjuru dengan mengikuti aliran Way atau sungai-sungai. 

“Peninggalan sejarah berupa warisan kebudayaan, adat istiadat, keahlian, benda dan situs Batu Bekhak bahkan Sukau, masih tersimpan.” Jelas Seem R Canggu, SE. MM sebagai Raja Duta Perbangsa dan Juru bicara Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Bekhak, Kepaksian Pernong Lampung. 

Jika anda penggemar kopi bahwa, “disinilah asal mula kopi luwak yang sangat fenomenal itu.” Ujar H. Sapri, owner Ratu Luwak dan dipertegas juga oleh Ahmad Supriyono, tukang ngopi. 

Kopi luwak Lambar memang tidak umum karena jenis Robusta sehingga sebagai CEO D'MC Coffee yang mempunyai jaringan café shop di hampir setiap bandara di Indonesia dan sebagai ketua Masyarakat Indikasi Geografis Kopi Robusta Lampung (MIG KRL), Mahatma Gandhi menawarkan dengan serius untuk bekerjasama dalam promosi dan penjualan disemua café yang dimiliki. 

“Kita mesti maksimal dalam mempopulerkan kopi luwak Lambar, untuk itu Ratu Luwak boleh branding di seluruh jaringan D’MC coffee.” ajak Gandhi. 

Webinar ini makin lengkap dengan ditanggapi langsung oleh owner Kopi Luwak Cikole, Drh. Sugeng Pujiono, bahkan beliau memaparkan prilaku kehidupan luwak dan upaya beliau menangkis tuduhan miring dunia International terhadap Indonesia akan exploitasi hewan.  

Dengan kerja kerasnya, Sugeng berhasil menemukan metode beternak luwak yang baik. Hasilnya, ia bisa memproduksi kopi luwak berkualitas bahkan mampu membuat populasi Luwak beranak pinak. 

“Kopi luwak itu sangat potensial dan prosfective karena saya produksi 250 kg per bulan dan jual dengan harga 3 sampai 9 juta per kilo gram.” Ujar ‘KUA’ Luwak itu menginspirasi.(Agung)

Bagikan :

Berita terkait

MENU